A. Sejarah
Naoe Kanetsugu adalah seorang bushi jaman Sengoku, jaman Azuchi-Momoyama
hingga awal zaman Edo. Penasehat senior (karo) klan Uesugi. Kanetsugu
dilahirkan tahun 1560 di provinsi Echigo sebagai putra pertama Higuchi
Kanetoyo yang merupakan pengikut Nagao Masakage, dan ibu dari klan Izumi
asal Shinshu. Ayah Kanetsugu disebut-sebut sebagai keturunan Higuchi
Kanemitsu yang bekerja sebagai penasehat senior Minamoto no Yoshinaka
(Kiso Yoshinaka). Setelah ayah Kagekatsu yang bernama Nagao Masakage
wafat, Uesugi Kenshin menjadikan Uesugi Kagekatsu sebagai putra angkat.
Kanetsugu merupakan teman sepermainan Kagekatsu, sehingga Sentō-in (ibu
Kagekatsu sekaligus kakak perempuan Uesugi Kenshin) mengajak Kanetsugu
untuk tinggal di Istana Kasugayama bersama anaknya. Pernyataan ini tidak
didukung bukti-bukti kuat karena kurangnya catatan sejarah mengenai
keadaan masa itu. Dalam buku sejarah Hankanfu (tahun 1702), ayah
Kanetsugu justru ditulis sebagai tukang kayu bakar dan arang.
Penerus klan Naoe
Uesugi Kenshin wafat di tahun 1578, kekuasaan diwariskan kepada Uesugi Kagekatsu. Sampai bulan Agustus 1580, Higuchi Kanetsugu merupakan pendamping sekaligus perantara kalau ada pihak yang ingin berhubungan dengan Kagekatsu. Selanjutnya tanggal 15 Agustus 1580, Kanetsugu diangkat sebagai penulis Inhanjō (surat resmi) bagi Kagekatsu.
Uesugi Kenshin wafat di tahun 1578, kekuasaan diwariskan kepada Uesugi Kagekatsu. Sampai bulan Agustus 1580, Higuchi Kanetsugu merupakan pendamping sekaligus perantara kalau ada pihak yang ingin berhubungan dengan Kagekatsu. Selanjutnya tanggal 15 Agustus 1580, Kanetsugu diangkat sebagai penulis Inhanjō (surat resmi) bagi Kagekatsu.
Di tahun 1581, ketika Yamazaki Shūsen
dan penasehat senior Kagekatsu bernama Naoe Nobutsuna sedang rapat di
Istana Kasugayama, Mōri Hidehiro datang untuk membunuh Yamazaki Shūsen.
Nobutsuna begitu terkejut dan membalas serangan Mōri Hidehiro dan
berhasil melukai Hidehiro di bagian muka, tapi berakhir dengan
terbunuhnya Nobutsuna di tangan Hidehiro. Naoe Nobutsuna merupakan
kepala klan Naoe yang tidak memiliki putra pewaris, sehingga Kagekatsu
yang tidak ingin garis keturunan klan Naoe terputus menjodohkan
Kanetsugu dengan Osen no kata yang merupakan putri Naoe Kagetsuna dari
klan Naoe. Pernikahan Kanetsugu dengan Osen no kata menjadikan Kanetsugu
sebagai putra angkat keluarga Noe. Higuchi Kanetsugu lalu berganti nama
menjadi Naoe Kanetsugu, dan diangkat sebagai pewaris klan Naoe.
Selanjutnya, Kanetsugu yang dipasangkan dengan Kano Hideharu memulai
tugas sebagai pejabat pemerintah.
Masa pemerintahan Toyotomi
Di tahun 1583, Kanetsugu diangkat sebagai penguasa provinsi Yamashiro (Yamashiro no Kami) dengan jabatan Jugoige. Sejak akhir tahun 1584 Kano Hideharu jatuh sakit, sehingga pemerintahan dalam negeri dan hubungan luar negeri hampir seluruhnya menjadi tanggung jawab Kanetsugu. Setelah Hideharu wafat, Kanetsugu bertugas seorang diri sampai di akhir hayatnya.
Di tahun 1583, Kanetsugu diangkat sebagai penguasa provinsi Yamashiro (Yamashiro no Kami) dengan jabatan Jugoige. Sejak akhir tahun 1584 Kano Hideharu jatuh sakit, sehingga pemerintahan dalam negeri dan hubungan luar negeri hampir seluruhnya menjadi tanggung jawab Kanetsugu. Setelah Hideharu wafat, Kanetsugu bertugas seorang diri sampai di akhir hayatnya.
Di tahun 1588, Toyotomi Hideyoshi
menghadiahkan nama keluarga Toyotomi kepada Kanetsugu atas
keberhasilannya menaklukkan Shibata Shigeie di tahun sebelumnya (1587).
Secara berturut-turut Kanetsugu mencatat keberhasilan dalam tugasnya
menaklukkan provinsi Sado di tahun 1589, dan menghancurkan klan Hōjō
dalam Pertempuran Odawara (1590). Di tahun 1592, Kanetsugu ikut serta
dalam invasi ke Joseon bersama Uesugi Kagekatsu.
Di tahun 1598, Toyotomi Hideyoshi
menukar provinsi Echigo yang dimiliki Kagekatsu dengan wilayah Aizu
(sekarang di Prefektur Fukushima) yang bernilai lebih tinggi (1.200.000
koku). Kanetsugu mendapat hadiah dari Hideyoshi berupa provinsi Dewa di
Yonezawa senilai 60.000 koku termasuk tambahan prajurit sehingga total
bernilai 300.000 koku.
Naoe Kanetsugu Armor |
Pertempuran Sekigahara
Setelah Hideyoshi wafat tanggal 18 Agustus 1598, Tokugawa Ieyasu berusaha mengambil alih kepemimpinan. Kanetsugu merupakan teman dekat Ishida Mitsunari, sehingga Kanetsugu memutuskan untuk berada di pihak Ishida Mitsunari dan menjadi musuh Tokugawa Ieyasu. Pengikut setia klan Uesugi bernama Fujita Nobuyoshi tidak sependapat dengan Kanetsugu yang ingin menjadi lawan Ieyasu, dan mengusulkan perdamaian dengan klan Tokugawa. Usul berdamai dengan Ieyasu membuat murka Kanetsugu yang berakibat pada pengusiran Fujita Nobuyoshi. Kanetsugu juga berkali-kali menolak undangan Ieyasu untuk datang mengunjunginya di Kyoto. Ieyasu tidak senang dengan pembangkangan Kanetsugu dan melancarkan serangan ke Aizu yang dikenal sebagai Penaklukan Aizu. Peristiwa penyerangan ini menjadi sebab tidak langsung Pertempuran Sekigahara.
Setelah Hideyoshi wafat tanggal 18 Agustus 1598, Tokugawa Ieyasu berusaha mengambil alih kepemimpinan. Kanetsugu merupakan teman dekat Ishida Mitsunari, sehingga Kanetsugu memutuskan untuk berada di pihak Ishida Mitsunari dan menjadi musuh Tokugawa Ieyasu. Pengikut setia klan Uesugi bernama Fujita Nobuyoshi tidak sependapat dengan Kanetsugu yang ingin menjadi lawan Ieyasu, dan mengusulkan perdamaian dengan klan Tokugawa. Usul berdamai dengan Ieyasu membuat murka Kanetsugu yang berakibat pada pengusiran Fujita Nobuyoshi. Kanetsugu juga berkali-kali menolak undangan Ieyasu untuk datang mengunjunginya di Kyoto. Ieyasu tidak senang dengan pembangkangan Kanetsugu dan melancarkan serangan ke Aizu yang dikenal sebagai Penaklukan Aizu. Peristiwa penyerangan ini menjadi sebab tidak langsung Pertempuran Sekigahara.
Kanetsugu memimpin 30.000 prajurit elit
untuk menyerbu ke Yamagata yang merupakan wilayah kekuasaan Mogami
Yoshiaki. Penyerangan Kanetsugu berhasil menghancurkan berbagai posisi
klan Mogami seperti Istana Hataya yang dipertahankan pengikut Yoshiaki
yang bernama Eguchi Gobei. Selanjutnya, pasukan Kenetsugu menyerang
berbagai posisi pengikut klan Mogami, seperti Istana Hasedō yang
dipertahankan Shimura Mitsuyasu dan Istana Kamiyama yang dipertahankan
Satomi Minbu. Akibat perlawanan sengit pasukan Mogami, penyerbuan ke
Istana Hasedō memerlukan waktu yang lama, ditambah tewasnya jenderal di
pihak pasukan Uesugi yang bernama Kamiizumi Yasutsuna.
Sementara itu, Pertempuran Sekigahara
pecah di provinsi Mino, dan kabar kekalahan kubu pasukan barat sampai di
Ōshū (provinsi Mutsu). Semangat tempur pasukan Mogami yang berpihak di
kubu pasukan timur dalam Pertempuran Sekigahara menjadi menyala-nyala.
Pasukan pimpinan Rusu Masakage datang untuk mengejar pasukan Kanetsugu.
Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Kanetsugu dengan pasukan Rusu
Masakage yang dikirim Date Masamune untuk membantu pasukan Mogami.
Pengikut Kenshin seperti Suibara Chikanori dan Maeda Toshimasu bertempur
mati-matian hingga berhasil menekan kerugian hingga sekecil mungkin.
Perlawanan yang diberikan pasukan Uesugi sewaktu sedang ditarik bahkan
sempat dipuji-puji pihak lawan (Mogami Yoshiaki dan Tokugawa Ieyasu).
Zaman Edo
Di bulan ke-7 tahun 1601, Uesugi Kagekatsu berangkat ke Kyoto ditemani Naoe Kanetsugu untuk memohon pengampunan dari Tokugawa Ieyasu. Permohonan ampun dikabulkan Ieyasu dan klan Uesugi boleh terus dipertahankan, tapi menerima hukuman berupa pemindahan wilayah kekuasaan klan Uesugi dari provinsi Aizu ke provinsi Dewa Yonezawa yang hanya bernilai 300.000 koku.
Di bulan ke-7 tahun 1601, Uesugi Kagekatsu berangkat ke Kyoto ditemani Naoe Kanetsugu untuk memohon pengampunan dari Tokugawa Ieyasu. Permohonan ampun dikabulkan Ieyasu dan klan Uesugi boleh terus dipertahankan, tapi menerima hukuman berupa pemindahan wilayah kekuasaan klan Uesugi dari provinsi Aizu ke provinsi Dewa Yonezawa yang hanya bernilai 300.000 koku.
Naoe Kanetsugu diminta bersumpah setia
kepada Tokugawa Ieyasu, dan Kanetsugu berganti nama sebagai Shigemitsu
pada tanggal 4 Januari 1608. Setelah itu, Kanetsugu membangun tanggul
dan kota sekeliling Istana Yonezawa. Kanetsugu berjasa dalam membangun
dasar-dasar pemerintahan wilayah (han) Yonezawa, termasuk pembangunan
industri dan pertambangan.
Sementara itu, klan Uesugi mencoba
berdamai dengan klan Tokugawa dan menjalin hubungan dengan Honda
Masanobu. Di tahun 1609, klan Uesugi dibebaskan dari pajak sebesar
100.000 koku berkat bantuan Honda Masanobu yang tampil sebagai penengah
sehingga klan Uesugi sangat terbantu. Selain itu, putra Masanobu yang
bernama Honda Masashige untuk sementara sempat dijadikan putra angkat
Kanetsugu. Hubungan bapak-anak antara Kanetsugu dan Masashige bahkan
masih terus berlanjut setelah status putra angkat Masashige dibatalkan.
Di masa tuanya, Kanetsugu sempat
bertempur di pihak Tokugawa dalam Pertempuran Osaka tahun 1614. Di rumah
kediaman Uroko-yashiki di Edo, Kanetsugu wafat di usia 60 tahun pada
tanggal 19 Desember 1619.
Comments (0)