A. Sejarah
Komatsuhime (1573 – 27 maret 1620) adalah seorang wanita jepang dari kalangan bangsawan yang hidup di akhir jaman Azuchi Momoyama dan awal jaman Edo. Dia adalah saudara wanita dari Honda Tadakatsu yang diangkat anak oleh Tokugawa Ieyashu sebelum menikahi Sanada Nobuyuki. Dia merupakan wanita yang cantik dan elegan serta cerdas. Komatsuhime pada masa anak-anak dipanggil dengan panggilan Inahime dan Onei. Setelah kemenangan dari klan Sanada di pertempuran Ueda, dia dan ayahnya ditangkap. Tokugawa Ieyashu mengatur pernikahan antara Inahime dengan Sanada Nobuyuki. 
 
Di tahun 1600 ketika Nobuyuki memutuskan untuk mendukung Tokugawa Ieyashu sedangkan ayah dan saudaranya ingin melawan Tokugawa. Masayuki dan Yukimura Sanada ketika dalam perjalanan ke istana Ueda, berhenti di istana Numata tempat Inahime berada dan mengirimkan pesan menanyakan ingin bertemu dengan cucu nya, disana Inahime merespon dengan bersiap menggunakan baju perang dan berkata ” Karena ada nya konflik ini kita harus terpisah walaupun anda adalah Mertua saya tetapi saya tidak mengizinkan anda masuk ke istana ini” akhirnya Masayuki dan Yukimura mundur ke kuil Shokakuji dan mereka kaget karena ternyata Inahime dan anaknya sudah ada disana terlebih dahulu untuk menghormati permintaan mertuanya. 
 
Setelah kekalahan Masayuki dan Yukimura dan membuat mereka diasingkan, Inahime lah yang mengirim makanan dan pakaian kepada mereka karena Inahime merasa bahwa mereka masih merupakan Ayah mertua dan Adik ipar yg masih harus dihormati. Komatsuhime adalah seorang istri ydan ibu yang baik (Ryosai Kenbo), dia meninggal di Konosu, provinsi Musashi pada umur 47 tahun. Ketika dalam perjalanan ke sumber air panas Kusatsu, Nobuyuki mengatakan bahwa “Cahaya dalam rumahku tela menghilang” (kata yang diperuntukkan istrinya yang telah meninggal dunia).
Continue Reading..

A. Sejarah
Nene (1546-1624) adalah seorang perempuan bangsawan di masa Sengoku dan periode Edo. Dia adalah wanita yang dikenal cantik, pintar, dan yang menikahi Toyotomi Hideyoshi. Dia lahir pada tahun 1546, saudara wanita dari Sugihara Sadatoshi. Pada tahun 1561 dia menikahi Toyotomi Hideyoshi, seorang lelaki yang menjadi Taiko (pemersatu jepang). 
 
Dia menjadi Istri kesayangan Toyotomi Hideyoshi. Dia mendapatkan gelar Kita no Mandokoro. Nene sebagai istri Hideyoshi sangat membantu perjuangan suaminya karena dia mempunyai hubungan keluarga dengan sebagaian pengikut Hideyoshi yang merupakan keluarga samurai. Diantaranya Sugihara Ietsugu (paman dari Nene), Kinoshita Iesada ( Kakak lelaki Nene), Asano Nagamasa (Kakak ipar Nene). Mereka ini nantinya merupakan pengikut Hideyoshi yang mempunyai peranan penting dalam pihak Toyotomi. Walaupun Nene tidak mempunyai seorang anak dari Hideyoshi, tetapi dia dikenal karena kepandaiannya dimasa itu karena dia sering memberikan nasihat kepada Hideyoshi tentang pemerintahan melalui surat-suratnya.
 
Ketika Hideyoshi berhasil menyatukan jepang, Nene sering menemani dalam tiap pesta yang di datangi oleh Hideyoshi. Dia sangat sopan dan menghormati semua tamu yang ada pada pesta tersebut. Bahkan pada saat Hideyoshi terbaring sakit dia mengadakan ritual untuk mendoakan kesembuhan Hideyoshi.

Walaupun Nene kelihatan bahagia, sebenarnya dia sedang galau karena harus berkompetisi dengan wanita lain untuk mendapatkan perhatian Hideyoshi. dan dalam surat Oda Nobunaga untuk Nene, Nobunaga mengatakan bahwa Hideyoshi tidak puas dengan Nene karena tidak bisa memberikan dia anak. Ada rumor beredar bahwa selama perang Sekigahara, Nene menjadi bagian dari pihak Tokugawa. Setelah kematian Hideyoshi pada tahun 1598, Nene menjadi seorang bikuni dan mengganti namanya menjadi Kodai-in, dia menjadi bikuni di kuil Kodai-ji di Kyoto dimana itu sebagai makam dari suaminya, ibu, dan juga Toyotomi Hideyori. Selama masa perang Sekigahara dia dikabarkan memihak Tokugawa Ieyashu.
Continue Reading..

A. Sejarah
Nohime mempunyai nama lain yaitu Kicho atau Lady Noh, istri dari Oda Nobunaga, seorang Daimyo di masa Sengoku. Nama sebenarnya adalah Kicho, tetapi karena dia berasal dari provinsi Mino dia sering dipanggil Nouhime. Dia dikenal karena kecantikan dan juga kepintarannya sebanding dengan Nene. 
 
Ayah nouhime adalah Daimyo bernama Saito Dosan dan Ibunya bernama Omi no Kata. Nouhime sangat sedikit muncul dalam sejarah dan tidak diketahui juga tanggal lahir dan juga meninggalnya. Tetapi dikatakan bahwa dia dilahirkan antara tahun 1533 – 1535. Banyak legenda mengatakan bahwa Nouhime adalah seorang mata-mata, atau juga pembunuh untuk ayahnya. Nouhime sendiri ahli dalam menggunakan senjata dan beladiri. Tidak mengherankan pada masa itu seorang istri hanya sebagai kedok dari keluarganya untuk membunuh suaminya. Ada cerita yang sangat populer bahwa Nobunaga pernah menjebak ayah Nouhime dengan memberikan berita palsu. Akhirnya ayahnya mengeksekusi kedua orang yg dianggap bersekongkol dengan Nobunaga.
Setelah kejadian di kuil Honnonji, yang menyebabkan Nobunaga dan Nobutada meninggal dunia tidak diketahui kemana Nouhime menghilang. Ada yang mengatakan dia ikut meninggal saat peristiwa Honnonji dan ada juga rumor yang mengatakan dia memimpin klan ayahnya di Mino. Saat kejadian di kuil Honnonji ada seorang bernama Azuchi dono dalam sekumpulan wanita dari klan Nobunaga yang mengungsi ke istana Azuchi, dia dianggap sebagai penyamaran Nohime. Semua rumor itu tidak mempunyai seumber yang jelas dan hanya sebatas rumor dari mulut ke mulut.
Continue Reading..
Okuni Statue
A. Sejarah
Okuni (Izumo no Okuni) adalah pendiri dari teater kabuki. Banyak yang mempercayai bahwa okuni adalah seorang miko dari kuil di Izumo. Okuni besar di kuil Izumo dimana ayahnya bekerja sebagai pandai besi yang dibantu oleh beberapa anggota keluarganya. Pada akhirnya Okuni bergabung sebagai miko di kuil Izumo, dia dikenal karena keahliannya menari dan berakting. Dia diutus untuk pergi ke Kyoto untuk menampilkan tarian dan nyanyian sakral. Selama penampilannya di Kyoto dia menjadi terkenal karena tarian hasil karyanya (Tarian Nembutsu) diciptakan sebagai penghormatan kepada Budha. 
Semenjak itu setiap kali Okuni mengadakan pertunjukan selalu dipenuhi oleh penonton sampai suatu ketika dia dipanggil untuk menjadi bikuni lagi dan dia menolaknya, tetapi dia tetap mengirimkan uang ke kuil tersebut. Sekitar tahun 1603, Okuni mendirikan sebuah teater di Shijogawara, dia mengumpulkan orang miskin dan tidak punya tempat tinggal untuk dilatih berakting,menari, dan bernyanyi dan kelompok seni Okuni dikenal dengan sebutan Kabuki. Awalnya pertunjukan kabuki hanyalah sebuah tarian dan bernyanyi tanpa plot yang jelas, beberapa tahun kemudian dilakukan perombakan menjadikan Kabuki memiliki cerita dan memakai kostum yang menarik. dia sering memerankan peran sebagai pria, diantaranya sebagai seorang samurai dan pendeta kristen.  Kemudian dengan bantuan Ujisato Sanzaburo yang mendukung Okuni secara materi dan seni, Kabuki berubah menjadi drama. 
Okuni On Samurai Warrior 2
Dan beredar kabar bahwa Sanzaburo merupakan pasangan Okuni. Setelah kematian Sanzaburo, Okuni tetap melanjutkan kegiatan sebagai penampila Kabuki dan namanya terkenal diseluruh jepang. Padatahun 1610 Okuni pensiun dan banyak bermunculan pertunjukan yang meniru Kabuki, Okuni dikatakan meninggal pada tahun 1613 dan ada juga yang mengatakan dia meninggal tahun 1658. Patung untuk menghormati jasa Okuni dibangun di jalan Kawabata di utara Shijo Ohashi dekat dengan sungai Kamo di Kyoto.
Continue Reading..
A. Sejarah
Oichi (1547-1583) adalah seorang wanita bangsawan Jepang semasa perang sipil / periode Sengoku yang terkenal akan kecantikannya. Dia adalah adik dari salah seorang pemersatu Jepang, Oda Nobunaga dan istri dari dua daimyo terkenal Azai Nagamasa dan Shibata Katsuie. 
 
Oichi menghabiskan masa mudanya di Owari, daerah kekuasaan klan Oda. Dia dinikahkan dengan Shibata Katsuie sebagai hadiah yang diberikan Nobunaga setelah Katsuie melancarkan kudeta yang gagal padanya lalu memohon pengampunan dan bersumpah melayaninya dengan setia. Namun pernikahan mereka tidak berlangsung lama, tahun 1567 dalam penaklukan Mino, Nobunaga membatalkan pernikahannya dengan Katsuie dengan alasan politis. Oichi dinikahkan dengan rival Nobunaga, Azai Nagamasa untuk mempererat persekutuan. Dalam hal ini Oichi tidak mempunyai pilihan lain selain menurut dan terpaksa diapun bercerai dengan Katsuie Dari Nagamasa, Oichi melahirkan seorang putra, Manjumaru dan tiga orang putri Cha-cha (dikenal juga dengan Yodo Gimi atau Yodo Dono), O-Hatsu, dan O-go. Tahun 1570, suaminya mengkhianati persekutuan dengan kakaknya dengan menyerang Nobunaga bersama klan Asakura. Pertempuran sengit pun berlangsung selama tiga tahun lamanya hingga klan Asakura kalah. Setelahnya pasukan Nobunaga terus maju dan mengepung kastil Odani, pusat klan Azai tempat Oichi dan keluarganya tinggal. Nobunaga menuntut agar Oichi dikembalikan padanya. Nagamasa menyanggupi tuntutan itu, Oichi dan ketiga putrinya dipulangkan dengan selamat pada Nobunaga sementara dia sendiri dan putranya, Manjumaru melakukan seppuku di kastilnya. 


Dengan demikian Oichi kini kembali menikah dengan suami sebelumnya, Shibata Katsuie sekitar tahun 1574. Tragedi dalam kehidupannya belum berakhir, menyusul kematian Nobunaga tahun 1583, suaminya terlibat konflik dengan Toyotomi Hideyoshi mengenai masalah suksesi dalam klan Oda. Pasukan Katsuie dihancurkan di Shizugatake, perbukitan di utara Omi. Sadar dirinya telah kalah, Katsuie mengurung diri dalam kastilnya di Kita-no-shō dan siap melakukan seppuku. Dia sempat meminta Oichi agar menyelamatkan diri bersama anak-anaknya, namun kali ini Oichi tidak ingin meninggalkan suaminya seperti yang pernah dilakukan terhadap Nagamasa dulu. Oichi hanya menitipkan ketiga putrinya pada Hideyoshi sementara dia sendiri menemani suaminya menyongsong maut di kastil yang mulai terbakar.
Oichi in Sengoku Basara 2
Keturunan
Ketiga putrinya kelak menjadi istri-istri orang terkenal dalam sejarah Jepang, Cha-cha, O-Hatsu dan O-go masing-masing menikah dengan Hideyoshi, Kyôgoku Takatsugu, dan Tokugawa Hidetada. Yodo Gimi menjadi selir dari Hideyoshi, sebuah ironi karena Hideyoshilah yang bertanggung jawab atas kematian kedua orang tuanya dan juga ayah tirinya. Kepadanya, Hideyoshi menganugerahkan kastil Yodo, karena itulah kemudian dia juga dikenal dengan nama Yodo Gimi atau Yodo Dono. Dia melahirkan dua putra bagi Hideyoshi, salah satunya, Toyotomi Hideyori. Belakangan dia bersama Hideyori bunuh diri setelah kekalahannya dalam pertempuran Osaka yang adalah pertempuran terakhir jaman sengoku. 

Putri kedua, O-Hatsu menikah dengan Kyôgoku Takatsugu, bangsawan yang pernah bekerja pada klan Azai. Klan Kyôgoku memihak pada Tokugawa setelah kematian Hideyoshi. O-Hatsu berperan sebagai mediator antara Tokugawa dan kakaknya Yodo Gimi. Walaupun tidak berhasil mendamaikan kedua pihak, dia berhasil menyelamatkan putri Hideyori dengan menjadikannya biarawati setelah kekalahan di Osaka.

Putri bungsu, O-go menikah dengan shogun kedua Tokugawa, Hidetada. Mereka mempunyai banyak anak termasuk shogun ketiga, Iemitsu dan Masako, istri Kaisar Go-Mizunoo. Putri Masako, Okiko kelak menjadi Permaisuri Meisho, maka Oichi secara anumerta menjadi nenek dari shogun dan moyang dari permaisuri.
Continue Reading..
A. Sejarah
Naoe Kanetsugu adalah seorang bushi jaman Sengoku, jaman Azuchi-Momoyama hingga awal zaman Edo. Penasehat senior (karo) klan Uesugi. Kanetsugu dilahirkan tahun 1560 di provinsi Echigo sebagai putra pertama Higuchi Kanetoyo yang merupakan pengikut Nagao Masakage, dan ibu dari klan Izumi asal Shinshu. Ayah Kanetsugu disebut-sebut sebagai keturunan Higuchi Kanemitsu yang bekerja sebagai penasehat senior Minamoto no Yoshinaka (Kiso Yoshinaka). Setelah ayah Kagekatsu yang bernama Nagao Masakage wafat, Uesugi Kenshin menjadikan Uesugi Kagekatsu sebagai putra angkat. Kanetsugu merupakan teman sepermainan Kagekatsu, sehingga Sentō-in (ibu Kagekatsu sekaligus kakak perempuan Uesugi Kenshin) mengajak Kanetsugu untuk tinggal di Istana Kasugayama bersama anaknya. Pernyataan ini tidak didukung bukti-bukti kuat karena kurangnya catatan sejarah mengenai keadaan masa itu. Dalam buku sejarah Hankanfu (tahun 1702), ayah Kanetsugu justru ditulis sebagai tukang kayu bakar dan arang.


Penerus klan Naoe
Uesugi Kenshin wafat di tahun 1578, kekuasaan diwariskan kepada Uesugi Kagekatsu. Sampai bulan Agustus 1580, Higuchi Kanetsugu merupakan pendamping sekaligus perantara kalau ada pihak yang ingin berhubungan dengan Kagekatsu. Selanjutnya tanggal 15 Agustus 1580, Kanetsugu diangkat sebagai penulis Inhanjō (surat resmi) bagi Kagekatsu. 

Di tahun 1581, ketika Yamazaki Shūsen dan penasehat senior Kagekatsu bernama Naoe Nobutsuna sedang rapat di Istana Kasugayama, Mōri Hidehiro datang untuk membunuh Yamazaki Shūsen. Nobutsuna begitu terkejut dan membalas serangan Mōri Hidehiro dan berhasil melukai Hidehiro di bagian muka, tapi berakhir dengan terbunuhnya Nobutsuna di tangan Hidehiro. Naoe Nobutsuna merupakan kepala klan Naoe yang tidak memiliki putra pewaris, sehingga Kagekatsu yang tidak ingin garis keturunan klan Naoe terputus menjodohkan Kanetsugu dengan Osen no kata yang merupakan putri Naoe Kagetsuna dari klan Naoe. Pernikahan Kanetsugu dengan Osen no kata menjadikan Kanetsugu sebagai putra angkat keluarga Noe. Higuchi Kanetsugu lalu berganti nama menjadi Naoe Kanetsugu, dan diangkat sebagai pewaris klan Naoe. Selanjutnya, Kanetsugu yang dipasangkan dengan Kano Hideharu memulai tugas sebagai pejabat pemerintah.

Masa pemerintahan Toyotomi
Di tahun 1583, Kanetsugu diangkat sebagai penguasa provinsi Yamashiro (Yamashiro no Kami) dengan jabatan Jugoige. Sejak akhir tahun 1584 Kano Hideharu jatuh sakit, sehingga pemerintahan dalam negeri dan hubungan luar negeri hampir seluruhnya menjadi tanggung jawab Kanetsugu. Setelah Hideharu wafat, Kanetsugu bertugas seorang diri sampai di akhir hayatnya. 

Di tahun 1588, Toyotomi Hideyoshi menghadiahkan nama keluarga Toyotomi kepada Kanetsugu atas keberhasilannya menaklukkan Shibata Shigeie di tahun sebelumnya (1587). Secara berturut-turut Kanetsugu mencatat keberhasilan dalam tugasnya menaklukkan provinsi Sado di tahun 1589, dan menghancurkan klan Hōjō dalam Pertempuran Odawara (1590). Di tahun 1592, Kanetsugu ikut serta dalam invasi ke Joseon bersama Uesugi Kagekatsu.

Di tahun 1598, Toyotomi Hideyoshi menukar provinsi Echigo yang dimiliki Kagekatsu dengan wilayah Aizu (sekarang di Prefektur Fukushima) yang bernilai lebih tinggi (1.200.000 koku). Kanetsugu mendapat hadiah dari Hideyoshi berupa provinsi Dewa di Yonezawa senilai 60.000 koku termasuk tambahan prajurit sehingga total bernilai 300.000 koku.
Naoe Kanetsugu Armor
Pertempuran Sekigahara
Setelah Hideyoshi wafat tanggal 18 Agustus 1598, Tokugawa Ieyasu berusaha mengambil alih kepemimpinan. Kanetsugu merupakan teman dekat Ishida Mitsunari, sehingga Kanetsugu memutuskan untuk berada di pihak Ishida Mitsunari dan menjadi musuh Tokugawa Ieyasu. Pengikut setia klan Uesugi bernama Fujita Nobuyoshi tidak sependapat dengan Kanetsugu yang ingin menjadi lawan Ieyasu, dan mengusulkan perdamaian dengan klan Tokugawa. Usul berdamai dengan Ieyasu membuat murka Kanetsugu yang berakibat pada pengusiran Fujita Nobuyoshi. Kanetsugu juga berkali-kali menolak undangan Ieyasu untuk datang mengunjunginya di Kyoto. Ieyasu tidak senang dengan pembangkangan Kanetsugu dan melancarkan serangan ke Aizu yang dikenal sebagai Penaklukan Aizu. Peristiwa penyerangan ini menjadi sebab tidak langsung Pertempuran Sekigahara. 

Kanetsugu memimpin 30.000 prajurit elit untuk menyerbu ke Yamagata yang merupakan wilayah kekuasaan Mogami Yoshiaki. Penyerangan Kanetsugu berhasil menghancurkan berbagai posisi klan Mogami seperti Istana Hataya yang dipertahankan pengikut Yoshiaki yang bernama Eguchi Gobei. Selanjutnya, pasukan Kenetsugu menyerang berbagai posisi pengikut klan Mogami, seperti Istana Hasedō yang dipertahankan Shimura Mitsuyasu dan Istana Kamiyama yang dipertahankan Satomi Minbu. Akibat perlawanan sengit pasukan Mogami, penyerbuan ke Istana Hasedō memerlukan waktu yang lama, ditambah tewasnya jenderal di pihak pasukan Uesugi yang bernama Kamiizumi Yasutsuna.

Sementara itu, Pertempuran Sekigahara pecah di provinsi Mino, dan kabar kekalahan kubu pasukan barat sampai di Ōshū (provinsi Mutsu). Semangat tempur pasukan Mogami yang berpihak di kubu pasukan timur dalam Pertempuran Sekigahara menjadi menyala-nyala. Pasukan pimpinan Rusu Masakage datang untuk mengejar pasukan Kanetsugu. Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Kanetsugu dengan pasukan Rusu Masakage yang dikirim Date Masamune untuk membantu pasukan Mogami. Pengikut Kenshin seperti Suibara Chikanori dan Maeda Toshimasu bertempur mati-matian hingga berhasil menekan kerugian hingga sekecil mungkin. Perlawanan yang diberikan pasukan Uesugi sewaktu sedang ditarik bahkan sempat dipuji-puji pihak lawan (Mogami Yoshiaki dan Tokugawa Ieyasu).

Zaman Edo
Di bulan ke-7 tahun 1601, Uesugi Kagekatsu berangkat ke Kyoto ditemani Naoe Kanetsugu untuk memohon pengampunan dari Tokugawa Ieyasu. Permohonan ampun dikabulkan Ieyasu dan klan Uesugi boleh terus dipertahankan, tapi menerima hukuman berupa pemindahan wilayah kekuasaan klan Uesugi dari provinsi Aizu ke provinsi Dewa Yonezawa yang hanya bernilai 300.000 koku. 

Naoe Kanetsugu diminta bersumpah setia kepada Tokugawa Ieyasu, dan Kanetsugu berganti nama sebagai Shigemitsu pada tanggal 4 Januari 1608. Setelah itu, Kanetsugu membangun tanggul dan kota sekeliling Istana Yonezawa. Kanetsugu berjasa dalam membangun dasar-dasar pemerintahan wilayah (han) Yonezawa, termasuk pembangunan industri dan pertambangan.

Sementara itu, klan Uesugi mencoba berdamai dengan klan Tokugawa dan menjalin hubungan dengan Honda Masanobu. Di tahun 1609, klan Uesugi dibebaskan dari pajak sebesar 100.000 koku berkat bantuan Honda Masanobu yang tampil sebagai penengah sehingga klan Uesugi sangat terbantu. Selain itu, putra Masanobu yang bernama Honda Masashige untuk sementara sempat dijadikan putra angkat Kanetsugu. Hubungan bapak-anak antara Kanetsugu dan Masashige bahkan masih terus berlanjut setelah status putra angkat Masashige dibatalkan.

Di masa tuanya, Kanetsugu sempat bertempur di pihak Tokugawa dalam Pertempuran Osaka tahun 1614. Di rumah kediaman Uroko-yashiki di Edo, Kanetsugu wafat di usia 60 tahun pada tanggal 19 Desember 1619.
Continue Reading..
A. Sejarah
Kunoichi adalah ninja wanita, mereka diajarkan ilmu ninjutsu dan ilmu merayu,memanipulasi,menyamar,intuisi. Kemampuan ini memberikan mereka kemudahan dalam menyusup ke pikiran pemimpin politik, perang dan bisnis. Kebanyakan mereka menyamar sebagai geisha dan juga seorang biksu perempuan di biara-biara. Kunoichidilatih juga untuk mempermainkan emosi lelaki, tetapi juga harus bisa mengontrol emosi diri sendiri. Kunoichi dianggap lebih mudah masuk ke dalam istana walaupun dengan penjagaan yang ketat.

Kebanyakan kunoichi adalah wanita yang sudah yatim piatu sejak kecil, atau dijual oleh keluarganya untuk menghidupi sehari-hari. Mereka dilatih oleh kunoichi yang lebih tua dan menjadikan mereka sebagai senjata bagi tuannya. Walaupun begitu banyak juga kunoichi yang berasal dari kalangan sosial atas, dan menjalankannya dengan kerja keras seperti pada Mochizuki Chiyome. Kunoichi berbeda dengan ninja laki-laki pada umumnya. Mereka lebih mementingkan cara bertarung menggunakan kecepatan dan memukul titik vital lawan agar cepat lumpuh. Kunoichi lebih mementingkan kecepatan dibandingkan dengan kekuatan tubuh.

Kemampuan yang dimiliki Kunoichi :
1. Boryaku
merencanakan strategi dalam menyamar maupun menyusup dalam daerah lawan.

2. Intonjutsu
menyamar, menipu dan membuat ricuh daerah lawan dengan menyebarkan isu-isu negatif di kalangan masyarakat.

3. Kayakujutsu
Membuat dan menggunakan bahan peledak dalam pertempuran ataupun dalam penyusupan sebagai umpan maupun untuk perlindungan diri.

4. Shinobi iri
Ilmu untuk memasuki daerah lawan, menyusup secara diam-diam ke daerah lawan.

5. Shurikenjutsu
Melemparkan Senjata rahasia.

6. Tantojutsu
Ilmu menggunakan senjata berupa pisau.

7. Yagen
Ilmu menggunakan racun.
Continue Reading..
A. Sejarah
Akechi Mitsuhide (1528-1582), gelarnya Hyuga no Kami dan Jubyoe no Jo. Nama panggilan lainnya Koreto Mitsuhide. Akechi Mitsuhide merupakan pelayan dan  pengkhianat bagi Oda Nobunaga. Anak dari Akechi Mitsukuni (yang mempunyai Istana di timur propinsi Mino), Mitsuhide mengabdi pertama kali kepada Saito dari Mino dan kemudian juga mengabdi pada Asakura Ujikage dari Echizen. Di tahun 1566 Mitsuhide menjadi pengirim pesan kepada Yoshiaki, dan kemudian dia baru mengabdi pada Oda Nobunaga. Mitsuhide membuktikan diri mampu menjadi seorang jenderal dan pada tahun 1571 di beri gelar Sakamoto-jo dan diberi daerah di Propinsi Omi. Ketika Nobunaga pergi berperang dengan Klan Mori, Mitsuhide diperintahkan untuk mengantar Oda Nobunaga dan pasukannya melewati perbatasan utara dari Chugoku dan menginvasi Tamba, dan dilanjutkan perjalanan ke Hatano, Tango dan kemudian bertempur dengan keluarga Isshiki.
 
Pertikaian dengan Nobunaga
Di tahun 1578 sebuah kejadian tragis terjadi dan melibatkan klan Hatano dari Tamba. Karena ingin segera menyelesaikan masalah, Mitsuhide membujuk Hatano Hideharu untuk menyerah. Tak disangka Nobunaga menolak mengabulkan permintaan Akechi untuk mengampuni klan Hatano dan akhirnya Hideharu di eksekusi pada tahun 1579. Keluarga Hatano merespon ini dengan mengatakan Mitsuhide seorang pengkhianat, dan kemudian keluarga Hatano membalas dendam dengan membunuh Ibu Mitsuhide di Omi. Mitsuhide tidak bisa berkata apa-apa, dan sebaliknya Nobunaga hanya diam saja tanpa memberikan bantuan kepada Mitsuhide. Mungkin ini yang menjadi alasan Mitsuhide membunuh Oda Nobunaga.
Insiden Honnoji
Di tahun 1582, Nobunaga memerintahkan Mitsuhide untuk menyiapkan pasukan dan bergerak ke barat untuk membantu Klan Mori melawan Toyotomi Hideyoshi. Sebaliknya Mitsuhide malah kembali ke kuil Honnonji tempat Oda Nobunaga bersembunyi dan membunuhnya beserta anaknya Nobutada dan mendeklarasikan diri sebagai Shogun. Sebenarnya Mitsuhide sudah merencanakan melakukan pemberontakan ini sehari sebelum kejadian, ketika dia menulis sebuah puisi untuk Guru Joha dan Shoshitsu dan juga menuliskan kalimat untuk Hideyoshi agar beruntung dalam penyerangan Benteng Takamatsu, dan juga sebuah kalimat yg provokatif yang dapat diartikan bahwa Toki (nama masa Kecil Mitsuhide) akan memerintah jepang. Pemberontakan Mitsuhide ini mengejutkan pihak kekaisaran, Akechi menjarah isi Istana Azuchi dan membagikan kepada pasukannya dan berteman dengan pemberontak lain yg melawan kekaisaran. Hideyoshi akhirnya menandatangani perjanjian damai dengan klan Mori dan bermaksud menyerang Mitsuhide. Pertempuran antara pasukan Hideyoshi dan Mitsuhide terjadi di Yamazaki dan dimenangkan oleh Hideyoshi, Mitsuhide terbunuh ketika dalam pelarian menuju Sakamoto.
Continue Reading..

A. Sejarah
Uesugi Kenshin (18 Februari 1530 atau 21 Januari tahun ke-3 era Kyoroku – 19 April 1578 atau 13 Maret tahun ke-6 era Tenshō) adalah daimyo zaman Sengoku dari provinsi Echigo. Uesugi Kenshin menggunakan beberapa nama sepanjang hidupnya. Nama aslinya adalah Nagao Kagetora. Nama resmi sewaktu masih menggunakan nama keluarga Nagao adalah Taira no Kagetora, dan nama resmi yang dipakai sewaktu menggunakan nama keluarga Uesugi adalah Fujiwara no Masatora, sedangkan Fujiwara no Terutora adalah nama resmi yang dipakai sebelum menggunakan nama Uesugi Kenshin. 
 
Lahir dari klan Nagao yang secara turun temurun menjabat shugo di provinsi Echigo. Kenshin menerima marga Uesugi dari ayah angkatnya yang bernama Uesugi Norimasa dan mewariskan jabatan Kantō kanrei (penguasa wilayah Kanto). Pada masa pemerintahannya, Echigo mengalami masa perang dan masa damai yang berulang-ulang akibat pertikaian berkelanjutan Uesugi Kenshin dengan Takeda Shingen dan Hojo Ujiyasu.


Uesugi Kenshin dijuluki sebagai Harimau dari Echigo atau Naga dari Echigo karena keahliannya dalam seni berperang. Kenshin sendiri menyebut dirinya perwujudan dewa perang Bishamonten. Takeda Shingen yang mempunyai julukan Harimau dari Kai merupakan musuh besarnya. Di dalam pemerintahan Keshogunan Moromachi, Uesugi Kenshin merupakan pejabat Kantō kanrei yang terakhir.
Penguasa Echigo
Lahir tanggal 21 Januari tahun ke-3 era Kyoroku (1530) di Istana Kasugayama dari ayah bernama Nagao Tamekage yang menjabat shugodai provinsi Echigo. Setelah sang ayah wafat karena sakit di tahun 1536 dan jabatan katoku (kepala keluarga) diteruskan oleh kakak Kenshin yang bernama Nagao Harukage, Kenshin terpaksa mondok di kuil Risenji untuk belajar agama Buddha di bawah bimbingan pendeta Tenshitsu Kōiku. 

Di sekitar tahun 1543 setelah diresmikan menjadi orang dewasa, Kenshin menyebut dirinya sebagai Nagao Kagetora dan menjadi penguasa Istana Tochio. Sementara itu, perang saudara terjadi di Echigo akibat kontroversi pengangkatan anak dari Date Tanemune oleh pejabat shugo yang bernama Uesugi Sadazane. Nagao Kagetora yang baru saja diresmikan sebagai orang dewasa terpaksa tampil untuk pertama kali dalam pertempuran karena sang kakak (Nagao Harukage) sakit-sakitan dan tidak dapat menumpas pemberontakan yang didalangi kalangan bangsawan di Echigo.

Pada tahun 1564, penguasa Istana Kurotaki yang bernama Kuroda Hidetada memimpin pemberontakan melawan klan Nagao. Kagetora menerima perintah dari Uesugi Sadazane untuk memimpin pasukan sebagai pengganti sang kakak Nagao Harukage. Pasukan Nagao yang dipimpin oleh Kagetora akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Kuroda.

Pada tahun 1548 berkat jasa Uesugi Sadazane sebagai penengah, Nagao Harukage mengundurkan diri setelah menyerahkan jabatan kepala keluarga (katoku) kepada Nagao Kagetora yang saat itu berusia 19 tahun. Kagetora kemudian memasuki Istana Kasugayama dan menjabat shugodai provinsi Echigo. Dua tahun kemudian di tahun 1550, Sadazane wafat dengan tidak dikaruniai keturunan sehingga Kagetora berhasil menjadi penguasa provinsi Echigo.
Uesugi Kenshin Statue
Uesugi Kenshin adalah wanita
Uesugi Kenshin senang memakai baju merah menyala yang hanya dipakai wanita. Selain itu, sebab kematian Uesugi Kenshin adalah penyakit kandungan. Dalam surat yang ditulis Kenshin kepada Ratu Spanyol, Kenshin juga menyebut dirinya sebagai “Bibi dari Kagekatsu”, sehingga banyak orang yang berspekulasi bahwa Uesugi Kenshin adalah seorang wanita.
Continue Reading..
Saizo Statue
Kirigakure  Saizō (雾 隠 才 蔵?) Adalah seorang ninja legendaris dari fase akhir dari perang sipil Jepang. Dalam cerita rakyat, ia adalah salah satu dari Sepuluh Pelindung Sanada, dan selain Sasuke Sarutobi, dia adalah yang paling diakui  dari Sepuluh Pelindung Sanada.

Seperti dalam kasus Sasuke, mungkin Saizō penciptaan fiksi dari sastra zaman Meiji populer, mungkin didasarkan pada Kirigakure Shikaemon, meskipun beberapa berpendapat keberadaan faktual nya. Menurut sejarawan Stephen Turnbull dan penulis Joel Levy, ada catatan sejarah dari upaya pembunuhan yang gagal oleh seorang ninja yang disebut Kirigakure Saizō, dikirim oleh panglima perang Tokugawa Ieyasu untuk membunuh saingannya Toyotomi Hideyoshi (Tokichiro Kinoshita). Menurut versi lain dari kejadian ini,  seniman bela diri dan peneliti Donn Draeger F., "ninja ceroboh" Saizō ditangkap sementara karena memata-matai Hideyoshi, yang sebenarnya menyelamatkan kehidupan panglima perang karena dia akan dibunuh oleh seorang agen ganda, Yusuke Takiguchi, hidup Saizō itu kemudian luput pada kondisi menyatakan kesetiaan kepada klan Toyotomi.

Saizō dikatakan menjadi master dari Iga ninjutsu. Sarutobi Sasuke, seorang ninja Koga, sering digambarkan sebagai saingan Saizō , dan setelah mereka berdua di pertemukan Yukimura Sanada, mereka menjadi teman baik dan mitra.Kirigakure merupakan nama harfiah berarti "Kabut Tersembunyi", seperti Saizō yang sering dikaitkan dengan kabut dan sulap ilusi. Berbeda dengan Sasuke, yang sering gambarkan dengan penampilan liar, Saizō biasanya muncul sebagai seorang pemuda tenang, elegan, dewasa, tampan dan kadang-kadang feminin.

Setelah Sasuke, Saizō adalah satu dari Sepuluh Pelindung Sanada yang sering hadir dalam karya fiksi modern. Dalam manga dan anime seri Samurai Deeper Kyo, Saizo adalah loyalis fanatik Sanada Yukimura. Dalam Film Goemon, Kirigakure Saizō digambarkan oleh Takao Osawa (Takeru Satoh dan dalam peran Saizō muda). Ia juga muncul dalam film Kamen Rider Den-O: I'am Born ! dan seri manga BRAVE10.

Sebuah desa bernama Kirigakure ("Hidden Mist") jugamuncul dalam manga dan anime Naruto.
Continue Reading..
A.Sejarah
Sasuke Sarutobi, adalah seorang Ninja yang terkenal dalam banyak cerita anak jepang pada tahun 1911 – 1925. karakter tersebut di populerkan oleh Sampei Shirato dalam komik dengan judul yang sama pada tahun 1962. Sejak itulah Sasuke menjadi sebuah ikon nama dalam perninjaan Dia dipercaya sebagai karakter rekaan yang di inspirasi oleh Ninja masa meiji yang lahir pada tanggal 25 juni 806 bernama Kozuki Sasuke.. tetapi banyak argumen yang mengatakan tentang ke eksistensiannya. dia biasanya dianggap sebagai salah satu dari 10 Ksatria Pemberani Sanada ( kelompok 10 ninja pelindung Yukimura Sanada ketika peperangan Osaka ketika perode Sengoku ), dia dianggap yang terbaik diantara 10 Ksatria lainnya. Banyak yang mengatakan dia meninggal saat perjalanan ke Osaka. Sasuke Sarutobi adalah ninja Koga dan Kirigakure Saizo temannya berasal dari Iga. Ketika mereka berdua bertemu menjadikan mereka saingan sejati setelah direkrut oleh Yukimura Sanada. Saingan ini disebabkan adanya saingan antar desa ninja (Koga – Iga). 
.

Sarutobi, berarti “lompatan monyet”, yang ditulis menggunakan 2 kanji ; saru (karakter monyet) dan tobi ( artinya lompatan) . dia dikenal dengan kelincahan dan kecepatan monyet khususnya di pohon2. Banyak legenda yang mengatakan dia diasuh oleh sekelompok monyet, yang membuatnya bisa mempunyai skill seperti monyet. Ketika muncul bersama Kirigakure Saizo dia sangat kontras dengan saingannya yang biasanya elegan dan melakukan tebasan yang bersih, dan kemampuan menggunakan sihir.

Continue Reading..
A. Sejarah
Date Masamune (5 September 1567 – 27 Juni 1636) adalah seorang samurai dari periode Azuchi-Momoyama sampai awal periode Edo. Dia merupakan ahli waris dari Daimyo terkuat di daerah Tohoku, dia juga menjadikan kota Sendai sebagai kota yg moderen. Seorang ahli taktik dan membuat gayanya sendiri dengan penutup matanya dan dipanggil dengan sebutan Dokuganryu, atau Naga bermata satu. Masamune Date adalah anak tertua dari Terumune Date, lahir di Istana Yonezawa. Pada umur 14 di tahun 1581, Masamune memimpin pertempuran untuk pertama kali untuk menolong ayahnya melawan keluarga Soma. Di tahun 1584 di umur 18 tahun Masamune Date menjadi pengganti ayahnya yg pensiun sebagai Daimyo. Keluarga Date pertama kali muncul saat awal periode Kamakura oleh Isa Tomomune, yang juga berasal dari distrik Isa di propinsi Hitachi. Isa Tomomune mendapat daerah di sekitar distrik Date dihadiahkan oleh Minamoto no Yoritomo karena membantu dalam perang Minamoto – Taira dan juga saat Yoritomo berjuang dengan saudaranya Yoshitsune.
Lambang Klan Date
Masamune lebih sering dikenal daripada Daimyo lainnya, hal ini karena dia memakai Helm perang dengan hiasan bulan sabit yang menandakan keganasan dan kekejamannya. semasa kecil dia kehilangan mata kanannya (hal ini masih belum diketahui karena dari beberapa sumber ada yg mengatakan mata kanan mengalami penyakit mata parah dan mengharuskan organ mata diambil, dan ada juga yg mengatakan mata kanan hilang ketika terjadi perampokan di masa kecilnya) karena kehilangan mata kanan tersebut dia dianggap tidak pantas menjadi seorang daimyo oleh ibunya. Klan Date telah membangun aliansi dengan klan tetangga dengan cara menikahkan keluarganya dengan keluarga lain. Setelah Masamune diganti, salah satu pelayannya bernama Odachi Sadatsuna mengkhianati klan dan bergabung dengan klan Ashina di Aizu. Masamune akhirnya mendeklarasikan perang terhadap Ashina, tetapi pasukannya berhasil dihentikan oleh jendral Ashina yg bernama Iwashiro Morikuni, yang menyebabkan pasukan Masamune mundur ke Istana Obama.

Dengan kebangkitan Masamune, beberapa klan aliansi yang dulu berhubungan baik, menjadi berbalik menyerang dan juga berusaha memperluas daerah kekuasaannya, bahkan sanak familinya di Mutsu propinsi Dewa. Karena takut atas kelakuan beberapa klan tetangga yg semakin tidak bisa dikontrol, keluarga Hakeyama meminta Date Terumune untuk menghentikan anaknya. Mereka mengajak Terumune untuk makan malam di kediaman mereka, setelah pembicaraan yg panjang akhirnya Terumune mengatakan dia tidak bisa menghentikan perilaku anaknya, yg menyebabkan keluarga Hatakeyama memilih menculik ayah Masamune. Hal ini di dengar oleh Masamune dan mengejar keluarga Hatakeyama, setelah mendekati kediaman keluarga Hatakeyama Masamune mendengarkan teriakan ayahnya untuk menyerang keluarga Hatakeyama tanpa mempedulikan ayahnya, dalam penyerangan ini ayahnya Terumune juga ikut terbunuh. Masamune mengejar dan membunuh semua keluarga Hatakeyama tanpa terkecuali.

Setelah mengalahkan Ashina di tahun 1589, dia menjadikan Aizu sebagai markas utama dalam menjalankan operasinya. Hubungan antara ibunya dengan dia semakin buruk. Ibunya ingin Masamune untuk segera diganti dengan anak keduanya bernama Kojiro. Suatu ketika saudaranya ini berusaha memberikan racun kepada Masamune, hal ini diketahui oleh Masamune dan segera membunuh saudaranya itu dan akhirnya Ibunya melarikan diri ke klan Mogami untuk berlindung. Di tahun 1590, Toyotomi Hideyoshi menguasai Istana Odawara dan memaksa Daimyo Tohoku untuk ikut berperang, walaupun Masamune pada awalnya menolak ajakan Hideyoshi dia tidak bisa menolak bahwa Hideyoshi ditakdirkan untuk memimpin jepang. Dia telat datang dalam pertemuan dan membuat Hideyoshi marah, tidak ingin dieksekusi dia datang dengan mengenakan pakaian terbaik dan menunjukkan rasa tidak kenal takut dihadapan Hideyoshi. Karena tidak ingin dapat masalah berkelanjutan kemudian Hideyoshi mengampuni Masamune. Setelah mengabdi beberapa waktu dengan Hideyoshi, dia mendapatkan Istana Iwatesawa yang merupakan hadiah dari Hideyoshi beserta tanah di sekitarnya. Masamune pindah ke Istana itu pada tahun 1591 dan membangun kembali istana tersebut juga mengganti namanya menjadi Iwadeyama. Masamune tinggal di Iwadeyama selama 13 tahun dan menjadikan Iwadeyama menjadi pusat ekonomi dan politik. Setelah kematian Hideyoshi dia mengabdi kepada Tokugawa (saran oleh Katakura Kojuuruo). Tokugawa Ieyasu menghadiahkan Masamune daerah Sendai yang menjadikan Masamune Daimyo terkuat di jepang. Tokugawa menjanjikan Masamune bisa mendapatkan satu juta koku, walaupun sudah melakukan perbaikan dan juga pemeliharaan hasil dari tanah hanya memproduksi 640.000 koku dan kebanyakan untuk dikirim ke kota Edo. Di tahun 1604 Masamune pindah ke Sendai dan meninggalkan anak ke empatnya yg bernama Date Muneyashu untuk memerintah Iwadeyama. Masamune ingin menjadikan Sendai lebih makmur lagi dari sebelumnya. Walaupun Masamune menguasai seni berperang dan mempunyai hubungan baik dengan pihak asing, dia juga merupakan Daimyo yg ambisius dan agresif. Pertama kali memerintah klan Date, dia sering mengalami kekalahan karena kelakuan dia sendiri.

Menjadi kekuatan besar di daerah utara jepang membuat Masamune dicurigai sebagai rival yg potensial untuk melawan balik. Pada saat Hideyoshi Toyotomi memerintah dia mengurangi daerah kekuasaan MAsamune karena datang terlambat saat menjaga Istana Odawara melawan Hojo Ujimasa. Kemudian saat Tokugawa Ieyashu berkuasa dia juga memberikan sedikit daerah untuk Masamune. Walaupun dicurigai baik oleh Tokugawa maupun Toyotomi, dia merupakan Daimyo paling setia terhadap tuannya.
Masamune Date Statue

Continue Reading..
A. Sejarah
Miyamoto Musashi (1584 – 1645), atau biasa disebut Musashi saja, adalah seorang samurai dan ronin yang sangat terkenal di Jepang pada abad pertengahan. Ia diperkirakan lahir pada sekitar tahun 1584, dan meninggal tahun 1645. Nama lengkapnya adalah Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin. Panggilan masa kecil Musashi adalah Bennosuke. Nama Musashi sendiri adalah nama kuno sebuah daerah di barat daya Tokyo. Nama No Kami berarti kaum bangsawan daerah setempat. Pada umumnya, Fujiwara adalah nama asal dari keluarga leluhur para bangsawan di Jepang yang diturunkan ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang keluarga Musashi (Hirada/Hirata) adalah keturunan keluarga Shinmen, penguasa di Kyushu, pulau bagian selatan Jepang. Ayah Musashi, Munisai Hirata, meninggal ketika ia diperkirakan baru berusia 7 tahun. Setelah ibunya kemudian juga meninggal, maka Musashi kemudian ikut paman dari pihak ibu. Dengan demikian, ia sudah yatim piatu ketika Toyotomi Hideyoshi menyatukan Jepang pada tahun 1590. Tidak jelas apakah keinginan bermain Kendo adalah berkat pengaruh pamannya ataukah keinginan Musashi sendiri. 
 
B. Perjalanan Hidup
Musuh pertama Musashi ditemuinya ketika ia baru berusia 13 tahun. Ia adalah Arima Kihei, samurai perguruan Shinto Ryu bidang seni militer yang terampil bermain pedang dan tombak. Musashi mengalahkannya dengan cara melemparnya ke tanah dan memukulnya dengan tongkat, sehingga musuhnya tersebut mati berlumuran darah. Ketika ia berusia 16 tahun, Musashi mengalahkan lawan berikutnya, dan sejak itu ia kabur dari rumah dan terlibat dalam berbagai kontes pertarungan dan peperangan sampai ia berusia 50 tahun. Musashi mengembara keliling Jepang dan menjadi legenda. Berbagai musuh terkenal pernah dikalahkannya, antara lain samurai-samurai keluarga Yoshioka di Kyoto, jagoan ilmu tongkat kondang Muso Gonosuke di Edo, bangsawan Matsudaira di Izumo, dan Sasaki Kojiro di Bunzen. Salah satu peperangan terkenal yang sering dikatakan melibatkan Musashi adalah Pertempuran Sekigahara di tahun 1600, antara pasukan Tokugawa Ieyasu dan pasukan pendukung pemerintahan Toyotomi Hideyori, dimana ribuan orang tewas terbantai dalam peperangan itu sendiri dan pembantaian sesudahnya oleh tentara pemenang perang. Saat itu Musashi memihak pasukan Toyotomi Hideyori (anak dari Toyotomi Hideyoshi). Setelah melewati periode pertarungan (terakhir melawan Sasaki Kojiro) dan peperangan tersebut, Musashi kemudian menetap di pulau Kyushu dan tidak pernah meninggalkannya lagi, untuk menyepi dan mencari pemahaman sejati atas falsafah Kendo. Setelah sempat meluangkan waktu beberapa tahun untuk mengajar dan melukis di Kuil Kumamoto, Musashi kemudian pensiun dan menyepi di gua Reigendo. Di sana lah ia menulis Go Rin No Sho, atau Buku Lima Cincin/Lima Unsur. Buku ini adalah buku seni perang yang berisi strategi perang dan metode duel, yang diperuntukkan bagi muridnya Terao Magonojo. Namun oleh peneliti barat, buku ini dianggap rujukan untuk mengenal kejiwaan dan pola berpikir masyarakat Jepang. Buku ini menjadi klasik dan dijadikan rujukan oleh para siswa Kendo di Jepang. Musashi dianggap sedemikian hebatnya sehingga di Jepang ia dikenal dengan sebutan Kensei, yang berarti Dewa Pedang. Tak lama setelah itu, Musashi meninggal di Kyushu pada tahun 1645.
 
C. Bokken / Bokuto
Bokken adalah pedang kayu jepang yang biasa digunakan untuk berlatih. Biasanya ukuran dan beratnya disamakan dengan katana dan juga biasanya mirip dengan Wakizashi ataupun Tanto. Bokken mirip dengan Shinai (pedang kayu yg digunakan atlit kendo) tapi tingkat kekerasan Bokken lebih baik daripada Shinai. Bokken bisa dibuat dengan mengambil beberapa style dari senjata diantaranya : nagamaki, no-dachi, yari, naginata kama. Jenis – jenis Bokken (Pedang Kayu) :
1. Daito atau (ukuran seperti katana), pedang panjang.
2. Shoto atau kodachi atau wakizashi bo (ukuran wakizashi),pedang pendek.
3. Tanto bo (ukuran tanto)
4. Suburito dapat dibuat berdasarkan ukuran daito atau sozo yang digunakan untuk latihan. yang berukuran daito dan sozo digunakan untuk melatih otot tangan karena lebih berat. 

D. Hyoho Niten Ichi-ryu
Musashi menciptakan dan menyempurnakan teknik dua pedang nya yang disebut Niten’ichi (“2 surga itu satu”) atau Nitoichi (“2 pedang itu satu”) disebut juga “Ni-Ten Ichi Ryu” (Digambarkan mirip seperti 2 penjaga surga yang tertera di Kitab Sutra). Dalam teknik ini menggunakan 2 pedang sekaligus (pedang panjang dan pedang pendek;katana dan wakizashi). Musashi terinspirasi oleh penabuh drum di kuil untuk menciptakan teknik ini. atau teknik ini didapat dari ayahnya yang mengajarkan teknik Jitte (biasanya teknik ini menggunakan 2 pedang sekaligus); pedang kecil dalam teknik ini digunakan untuk bertahan dari serangan lawan dan membalasnya dengan menggunakan pedang besar. Pedang panjang pada teknik itu dinamakan Gyaku Nito. Saat ini teknik ini lebih dikenal dengan nama Hyoho Niten Ichi-ryu.
Aliran pedang Musashi sampai sekarang masih banyak digunakan untuk kendo, dan berkembang pesat menjadi beberapa aliran. Dalam buku yang diciptakan Musashi, terdapat tulisan mengenai aliran pedang yang diciptakan. Dalam tulisannya dikatakan penggunaan 2 pedang dalam pertarungan samurai sangat menguntungkan, hal ini karena Musashi tidak setuju dengan prinsip memegang pedang dengan 2 tangan seperti yg pernah ditulisnya dalam bukunya “If you hold a sword with both hands, it is difficult to wield it freely to left and right, so my method is to carry the sword in one hand”. Walaupun terasa sulit dilakukan penggunaan 2 pedang sangat efektif bila digunakan dalam pertarungan samurai, hal ini dikarenakan satu pedang bisa digunakan bertahan dan pedang lainnya digunakan untuk menyerang. Musashi mempelajari ini dari aliran pedang Ayahnya. Musashi mengatakan penggunaan pedang panjang dan wakizashi dalam pertempuran akan semakin baik bila kita berlatih dengan 2 pedang panjang. “When you become used to wielding the long sword, you will gain the power of the Way and wield the sword well.”

Continue Reading..
A. Sejarah
Sasaki Kojiro ( disebut juga Ganryu Kojiro ) lahir tahun 1585 – 13 April 1612. Seorang samurai jepang yang lahir di daerah Fukui yang hidup dari jaman Sengoku sampai awal jaman Edo. Pertarungan dia dengan Miyamoto Musashi di Ganryu Island menjadi sejarah sampai sekarang. Sasaki Kojiro beraliran pedang Ganryu yang juga dijadikan nama sebuah dojo yang dia dirikan. Dikatakan bahwa Sasaki Kojiro belajar gaya berpedang Chujo-ryu dari Kanemaki Jisai (murid Toda Seigen). Kanemaki Jisai sendiri adalah master menggunakan kodachi ( pedang kecil yang digunakan sebagai pendamping pedang katana ). Kojiro menjadi lawan tanding bagi gurunya karena gurunya sendiri memakai kodachi sedangkan kojiro menggunakan nodachi atau pedang panjang, karena ini lah mereka semakin terasah dalam menggunakan masing2 senjatanya. Setelah Kojiro mengalahkan adik termuda gurunya dia pergi dari dojo dan mendirikan dojonya sendiri yang bernama Ganryu. Karena kepopuleran dojo dan banyaknya duel yang dimenangkan ( salah satunya ketika bertahan dari 3 orang sekaligus yang menyerang dia hanya dengan kipas kertas ), Kojiro diberi kehormatan oleh Lord Hosokawa Tadaoki sebagai kepala persenjataan dari Hosokawa Fief di utara Kyushu. 
Kojiro di kenal mahir menggunakan Nodachi ( pedang jepang dua tangan ) dan menggunakan salah satu pedangnya yang bernama “The Laundry-Drying Pole” sebagai senjata utamanya. Sasaki Kojiro menjadi rival dari Musashi Miyamoto yang menurut Miyamoto Musashi sendiri mengakui kalau Sasaki Kojiro adalah lawan yang tangguh, ada banyak pertarungan antara mereka berdua tetapi yang paling banyak dijadikan cerita pada saat di Pulau Ganryu. Awalnya Musashi Miyamoto mendengar kepopuleran Kojiro dan Miyamoto Musashi meminta Lord Hosokawa Tadaoki untuk mengatur duel antara mereka berdua. Pertarungan disiapkan pada tanggal 13 April 1612 di Pulau Ganryujima of Funashima (Pulau antara Honshu dan Kyushu). Menurut sejarah Musashi datang terlambat sekitar 3 jam dan ketika Kojiro berteriak marah kepada Musashi hanya tersenyum. Karena marah Kojiro langsung bertarung dengan dipenuhi amarah, dengan teknik andalannya “Swallow Blade Cut’s” dia berusaha mengalahkan Musashi.Sayangnya Musashi lebih dulu memukul iga kiri Kojiro yang menyebabkan patah dan menusuk paru-parunya yang menyebabkan kematian bagi Kojiro. Sebuah patung didirikan di jembatan kintai antara iwakuni dan shinwakuni. 
 
B. “The Laundry-Drying Pole” / “Monohoshi Zao”
Senjata favorit Kojiro yang merupakan nodachi dengan panjang 90 cm ( untuk dibandingkan dengan katana biasa yang panjangnya 70 cm ) pedang itu termasuk panjang. walaupun pedang itu panjang dan berat kojiro bisa menggunakan dengan cepat dan terarah, hal ini masih menjadi misteri bagaimana dia bisa mengontrol senjatanya dengan baik. Pedang itu dibuat oleh Bizen Nagamitsu (salah satu murid dari Masamune)
1. Pedang pertama 120 cm
2. Pedang kedua 122 cm
3. Pedang ketiga 90 cm
4. Pedang keempat 70 cm
Untuk membandingkannya dapat dilihat di gambar dibawah ini, membandingkan pedang pertama dengan pedang ketiga. Pedang pertama biasanya dipakai saat berada diatas kuda agar jangkauannya sampai ke musuh. Sedangkan pedang ketiga biasanya dipakai saat tidak berkuda untuk pertarungan satu lawan satu yang biasanya dilakukan samurai saat menjaga kehormatannya.
C. “Swallow Cut” / “Tsubame Gaeshi”
Berdasarkan legenda teknik ini ditemukan oleh Sasaki Kojiro, pendiri aliran pedang Gan-ryu. Suatu teknik andalan Kojiro yang ditakuti pada masa feodal, dan alasan diberikan nama seperti itu karena mirip dengan pergerakan ekor burung layang2 yang sedang terbang menukik dan naik. Dia menemukan teknik ini ketika dia melihat burung layang2 yang terbang di Kintaibashi Bridge di Iwakuni. Teknik ini dilakukan dengan cara membalas tebasan lawan dengan cepat dari arah atas ke bawah dan kembali keatas dengan cepat, ketika penyerang menebaskan pedangnya Sasaki Kojiro menahan dari arah samping dan kemudian menebas balik lawannya dan kembali pada posisi awal dia memegang pedang. Arah tebasan dari teknik ini belum bisa diketahui karena teknik ini bisa digunakan baik dari atas kebawah maupun sebaliknya, teknik ini bisa disamakan dengan menggabungkan kedua teknik Itto-ryu Kinshi Cho Ohken dan Ganryu Kosetsu, tekniknya memotong dari atas ke bawah kemudian memotong langsung ke atas dengan kecepatan yang tinggi. Sampai saat ini umur pasti dari Sasaki Kojiro masih menjadi misteri, karena penanggalan jaman jepang kuno dengan sekarang sangat berbeda. tapi banyak penggambaran mengenai wajah ataupun karakter yang sudah melenceng dari aslinya.
Continue Reading..
Hattori Hanzo (1542-23 Desember 1596), dikenal pula dengan nama Hattori Masanari, adalah sala seorang ninja terkemuka dalam sejarah Jepang. Ia sering muncul dalam manga dan novel fiksi, digambarkan berpakaian serba hitam serta memiliki kemampuan ninjutsu yang luar biasa. Mulai dari ilmu meringankan tubuh, menyelam, bergerak di bawah tanah sampai menyamarkan diri di kegelapan. Ironisnya, dalam berbagai ensiklopedia sejarah, Hanzo jarang tertulis atau terkenal sebagai seorang ninja. Yang pasti, ia tercatat melayani Tokugawa Ieyasu dengan sangat setia. Atas kepandaiannya dalam menyusun taktik, ia mendapat julukan Oni-Hanzo (Devil Hanzo).

Hattori Hanzo Early Life

Dalam legenda, Hattori Hanzo tercatat sebagai seorang superhuman ninja warrior. Dikisahkan Hanzo memiliki kemamuan untuk menghilangkan diri yang sangat sempurna. Ia juga menguasai ilmu penggunaan tali untuk menangkap musuh secara tepat. Kemampuan psychokinesis dan psychomancy pun konon dikuasai oleh Hanzo, membuatnya dapat memprediksikan taktik serta kekuatan lawan secara akurat.

Selain seorang ninja, ia juga dikenal sebagai ahli pedang berkemampuan tinggi, seorang penyusun taktik jitu sekaligus piawai dalam memakai tombak. Hattori Hanzo mulai belajar ilmu bela diri pada usia 8 tahun di Gunung Kurama dan pada usia 12 tahun berhasil menjadi seorang ninja. Di usia 18 tahun, Hanzo dengan sukses menggapai posisi master ninja. Ayahnya, yakni Yasunaga, melayani Matsudaira Kuyoyasu selaku pemimpin klan Mikawa sekaligus kakek dari Ieyasu Tokugawa. Meski terlahir dan dibesarkan di provinsi Mikawa, ia sering kembali ke Iga selaku rumah dari keluarga Hattori yang memiliki kekuasaan sebagai pemimpin komunitas ninja di provinsi Iga.

Hanzo dan Ieyasu Tokugawa

Hubungan antara Hanzo dan Tokugawa Ieyasu, shogun Jepang, bermula saat Hanzo berumur 26 tahun. Ketika tinggal di Mikawa, ia menantang Hanzo untuk menahan nafas dalam air dan bahkan mencekik leher Hanzo dengan selembar kain. Tantangan itu dihadapi Hanzo dengan tenang dan akhirnya ia keluar menjadi pemenang. Ieyasu yang pucat dan terengah-engah karena kehabisan nafas bertanya mengenai berapa lama seorang ninja dapat bertahan dalam air, yang dijawab oleh Hanzo, ”Satu atau dua hari, tergantung permintaan tuan.” Untuk membuktikannya, ia kembali menyelam ke dalam air sampai beberapa jam lamanya hingga Ieyasu cemas dan mulai memanggil-manggil namanya. Hanzo muncul ke permukaan tanpa tanda-tanda kehabisan nafas lalu menyerahkan sebuah pedang pendek yang tadinya ada di pinggang Ieyasu. Ieyasu langsung terpukau dengan kemampuan Hanzo dan menjadikannya anak buah andalan sekaligus sahabatnya.

Ieyasu Tokugawa lalu mendirikan pemerintahan pusat yang bertahan selama 300 tahun, bertahan selama 15 tahun generasi keturunannya. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kemampuan Ieyasu dalam melobi banyak prajurit bertalenta tinggi. Ia memperkerjakan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda dalam usahanya mengumpulkan ilmu dan pengetahuan. Ieyasu juga banyak dibantu oleh klan ninja, terutama Hanzo. Selama Warring States Period, para ninja merupakan agen penting dalam pengumpulan informasi dan eksekusi yang cepat. Meski banyak daimyo yang memperkerjakan ninja tetapi tidak ada daimyo sepintar Ieyasu yang cara piki dan kepandaiannya disukai para ninja. Salah satu kesuksesan dan bukti kesetiaan Hanzo pada Ieyasu adalah ketika Ieyasu mencium niat pemberontakan pada Nobunaga di Honno-ji temple. Hanzo meminta tuannya untuk mampir ke Iga, kembali ke Mikawa dengan bantuan para ninja Iga dan Koga lalu menyerang para prajurit yang berkhianat. Ieyasu pun setuju dengan usul Hanzo. Setelah mengumpulkan sekitar 300 ninja, Hanzo menyerang Honno-ji sementara Ieyasu disembunyikan di Mikawa. Keberhasilan Hanzo dibalas dengan memperkerjakan semua ninja yang membantunya dalam pertempuran tersebut.
Hanzo Hattori Saat Tua
Lalu di tahun 1590, ketika Ieyasu tinggal di Edo, para ninja diberikan tempat tinggal di sayap barat istana Edo. Area tersebut dinamakan Hanzo-Cho, dan salah satu gerbang istana dinamakan Hanzo-mon (Gerbang Hanzo). Saat Battle of Winter dan Battle of Summer yang terjadi di Osaka tahun 1614-1615, menjadi pertempuran paling besar yang pernah terjadi di Jepang. Dalam perang tersebut, para ninja mencapai puncak kejayaan dimana peran mereka sangat besar dalam mempertahankan pimpinan serta mengirim informasi. Ketika Sanada Yukimura, salah seorang jendral Toyotomi terkemuka sibuk menyusun taktik di istana Osaka, Ieyasu mengirimkan surat panah berisi tawaran 100.000 koku beras. Ieyasu juga menyuruh para ninja menyamar sebagai ronin dan memasuki istana Osaka untuk mengumpulkan informasi. Kemampuan mereka untuk menyamar akhirnya membuat klan Toyotomi kecolongan banyak informasi berharga, yang mengarah pada kejatuhannya di Battle of Winter dan Battle of Summer.
Situs Pemakaman Hanzo Hattori
The Death of Hanzo Hattori

Hattori Hanzo meninggal di tahun 1596 pada usia 55 tahun. Ada yang mengatakan Hattori meninggal karena sakit, tetapi ada juga yang percaya bahwa Hattori dibunuh dalam sebuah pertempuran oleh ninja bernama Fuma Kotaro. Kekuasaan Hattori diturunkan kepada anaknya Masanari yang baru berusia 18 tahun ketika ayahnya meninggal. Sayangnya ia tidak menguasai ninjutsu dan lalai dalam memimpin klan Iga sehingga para ninja menganggap Masanari tidak pantas menwarisi nama besar Hanzo dan mengakibatkan perpecahan. Para ninja yang memberontak mendesak Masanari untuk turun dari tampuk pimpinan. Jumlah ninja yang memberontak tidak tercatat dengan jelas tetapi para sejarawan mencatat pemberontakan tersebut sebagai salah satu pemberontakan paling besar dalam sejarah Jepang. Di tahun 1605, klan Iga terpecah menjadi 4 bagian dan masing-masing dipimpin oleh samurai berkedudukan rendah. Iga pun tidak pernah lagi mencapai kejayaan seperti yang pernah diraih Hanzo.
Continue Reading..
A. Sejarah
Fuma Kotaro (1550–1610) juga dipanggil kazama. Kotaro lahir di propinsi Sagami, banyak kejadian sejarah yang tidak mencatat tentang ninja ini. bagaimana aktifitasnya dan apa saja yang telah dilakukan bagai menghilang. Dia adalah keturunan kelima dari pemimpin klan Fuma yang bekerja untuk klan Hojo. di tahun 1570an Kotaro dikirim untuk membunuh Takeda Shingen, tetapi banyak cara yang telah dilakukan oleh kotaro dan ternyata gagal. Tapi ada satu kejadian di tahun 1573 dia hampir membunuh Takeda ketika Takeda melakukan penyerangan ke markas musuh.
Pada bulan maret 1581, benteng Hojo diserang oleh pasukan Takeda Katsuyori, dia membangun benteng / markas di gunung yang berlawanan arah dengan benteng Hojo. Kotaro dan beberapa ninjanya melakukan taktik berupa serangan malam dengan beberapa orang dan berusaha memancing agar lawan menyerang. tapi taktik ini akhirnya memberikan kemenangan pada kubu klan Hojo karena Kotaro dan ninjanya melakukan serangan malam yang merusak dan menghancurkan mental pasukan lawan. Mereka membunuh banyak paasukan lawan dan membunuh secara brutal sehingga menyebabkan pasukan lawan harus berjaga tiap malam dan siang. Hal ini menyebabkan kekuatan pasukan lawan menurun dan menyebabkan ketakutan berlebihan di kalangan pasukan Takeda Katsuyori. Setelah beberapa dekade klan ninja fuma hanya menjadi sekelompok bajak laut / sekelompok bandit yang meresahkan masyarakat. Di tahun 1596 Ieyashu Tokugawa memerintahkan Hattori Hanzo untuk membekuk kelompok ninja tersebut. Hattori membangun kapal yang besar dengan perlengkapan dan meriam besar. Dia tahu kalau klan Fuma berlayar dengan menggunakan beberapa kapal2 kecil dan sebuah kapal selam kecil bernama Funakainin. Ketika kapal telah selesai dibuat Hattori dan krunya berlayar ke Selat Sou untuk mencari klan Fuma. Disana mereka menemukan markas lawan dengan beberapa kapal kecil berderet tanpa pasukan. Hattori akhirnya menembakan meriam dan menghancurkan beberapa kapal lawan. Melihat kapal lawan yang mengalami kerusakan dan berusaha melarikan diri Hattori memerintahkan kru kapal untuk mengejarnya, mereka akhirnya mengejar sampai ke sungai kecil. Ternyata ini adalah sebuah jebakan dari klan fuma untuk memancing kapal lawan ke sungai kecil dan menyerang mereka. Kotaro memerintahkan pasukannya untuk menembakkan panah api ke kapal Hattori. Karena kapal yang mulai terbakar Hattori memerintahkan krunya untuk melompat ke sungai, tetapi mereka menolak. Akhirnya Hattori memerintahkan krunya untuk melemparkan mesiu ke sungai. Hal ini sia2 karena Kotaro telah memerintahkan pasukannnya untuk melemparkan minyak ke sungai dan mulai membakarnya. Hatori dan krunya akhirnya mati di kapalnya karena terbakar. Rahasia keberhasilan ini karena adanya kapal selam kecil yang dapat menyusup ke kapal lawan dan menyulut api dari dalam

Fuma Kotaro kemudian menghilang dalam kabut sejarah tanpa ada penulisan sejarah mengenai keberadaan dan kematiannya.
Continue Reading..
A. Sejarah
Honda Tadakatsu (1548-1610) adalah samurai dimasa perang saudara Jepang/ periode Sengoku yang mengabdi pada Tokugawa Ieyasu sejak memulai karirnya dari awal hingga menjadi Shogun yang mempersatukan Jepang. Namanya mulai dikenal sejak Pertempuran Anegawa (1570) dimana pasukan gabungan Tokugawa dan Oda Nobunaga mengalahkan pasukan klan Azai dan Asakura. Dalam Pertempuran Mikatagahara(1572), bersama Okubo Tadayo dia berhadapan dengan pasukan klan Takeda. Honda memimpin sayap kiri pasukan Tokugawa dan bertempur melawan pasukan Takeda yang dikomandani Naito Masatoyo. Dalam pertempuran itu pasukan Tokugawa kalah, namun dapat meloloskan diri dari kehancuran tragis berkat kepemimpinannya. Tiga tahun kemudian, dia memimpin pasukan senapan dalam Pertempuran Nagashino (1575). Disinilah dendam atas kekalahannya dulu terbalaskan, pasukan Takeda dibawah pimpinan Takeda Katsuyori kehilangan lebih dari 10.000 pasukannya dan Katsuyori sendiri melarikan diri. Keperkasaannya di medan perang dibuktikannya sekali lagi dalam Pertempuran Komaki-Nagakute dimana pasukan Tokugawa berhadapan dengan pasukan Toyotomi Hideyoshi. Saat itu Tokugawa kalah dan terpaksa melarikan diri dari kejaran Hideyoshi. Hanya dengan beberapa prajutitnya, Honda bersama Ishikawa Yasumichi menghadang pasukan pengejar yang jumlahnya jauh lebih besar (sekitar 1 banding 50) di sekitar Sungai Shonai. Hideyoshi takjub melihat keberanian dan keperkasaannya sehingga dia memerintahkan pasukannya agar jangan mencelakainya. Tahun 1586, dia mengawal Tokugawa ke Kyoto dan dianugerahi gelar Nakatsukasa-taiyu. 
Tahun 1590, setelah Tokugawa dan Hideyoshi berdamai, dia turut berpartisipasi dalam pengepungan Kastil Odawara menundukkan klan Hojo. Selanjutnya dia juga ikut dalam invasi Hideyoshi menaklukkan Korea. Setelah Hideyoshi mangkat, dia turut berperang dalam Pertempuran Sekigahara (1600), pertempuran besar yang paling menentukan dalam sejarah Jepang melawan keturunan Hideyoshi dan daimyo-daimyo yang pro padanya. Atas jasanya itu, Tokugawa menganugerahinya daerah yang subur dan luas di Izu (Kuwana). Honda wafat pada tahun 1610, dia dianggap sebagai salah satu jendral Tokugawa yang paling setia dan paling perkasa, bahkan konon kabarnya dia tidak pernah terluka serius sekalipun dalam setiap pertempurannya. Dalam medan perang dia dapat dikenali dari helmnya yang berhiaskan tanduk rusa. Pelayanannya pada Tokugawa diteruskan oleh anak-anaknya Tadamasa ( 1575-1638 ) dan Tadatomo (1582-1615) yang keduanya juga berjasa dalam pertempuran berikutnya, yaitu Pertempuran Osaka (1614 dan 1615).

Continue Reading..
A. Sejarah
Takeda Shingen (1 Desember 1521 – 13 Mei 1573 ) adalah seorang daimyo dari Provinsi Kai Shinano yang mempunyai kekuatan militer yang kuat dan berusaha menguasai jepang di akhir masa Sengoku. Takeda Shingen mempunyai nama kecil Takeda Taro (Katsuchiyo) tetapi setelah itu dia diberi nama Takeda Harunobu yang diberikan oleh Ashikaga Yoshiharu ( Shogun Ashikaga generasi ke-12 ). Di tahun 1559 dia merubah namanya menjadi Takeda Shingen (dia merubahnya tas keinginan sendiri) Arti kata Shingen diambil dari tulisan China, Shin berarti “Percaya” dan Gen berarti “hitam” yang punya arti kepintaran dan kebenaran dalam ajaran Budha. Shingen sering dipanggil dengan panggilan “Tiger of Kai” karena kemampuan beladiri dan kekuatannya di medan pertempuran.
Rival Takeda Shingen, Uesugi Kenshin yang juga dipanggil “Dragon of Echigo” atau juga “Tiger of Echigo” dan dalam mitologi china naga dan macan adalah rival abadi, tetapi seringnya berakhir seri. Takeda adalah anak pertama dari Takeda Nobutora, pemimpin dari klan Takeda dan Daimyo provinsi Kai. Dia sering menemani ayahnya untuk menuju medan perang, dan dia juga berhasil menjadi salah satu orang yg dihormati di klan nya dalam umur yang masih muda. Pada saat upacara kedewasaan dia akhirnya memberontak melawan Ayahnya, dia berhasil pada umur 21 untuk menguasai klan. Sebenarnya ayah Takeda Shingen menginginkan anak kedua yang menggantikannya (Takeda Nobushige) tetapi akhirnya ayahnya dipaksa mengundurkan diri oleh Takeda Shingen dan diasingkan ke Provinsi Suruga dan dibawah pengawasan Klan Imagawa. Ketika Takeda Shingen berumur 49 tahun, dia hanyalah satu-satunya Daimyo yang sanggup melawan kekuatan militer pasukan Oda Nobunaga, dia melawan pasukan Tokugawa Ieyashu di tahun 1572 dan berhasil menangkap Futamata dan melanjutkan perjalanan dan bertempur di perang Mikatagahara. Dia berhasil menang melawan pasukan Nobunaga walaupun ini hanyalah kemenangan yang kecil. Setelah itu dia dan rombongannya melanjutkan lagi menuju Provinsi Mikawa, tetapi sayangnya Takeda Shingen meninggal karena sakit yang di deritanya di kamp tersebut dan dikuburkan di daerah Erin-ji di Koshu provinsi Yamanishi.

Continue Reading..
A. Sejarah
Sanada Yukimura (167-1615) nama aslinya Sanada Nobushige dan biasa dipanggil Ben-maru,Saemon-suke. Sanada Yukimura adalah orang yang paling populer di klan Yukimura. Dia anak kedua dari Sanada Masayuki dan istrinya (Kansho-in), saudara tertuanya bernama Sanada Nobuyuki. Keluarga Sanada sangat setia kepada Takeda Shingen, Daimyo dari Profinsi Kai. Di Tahun 1585 terjadi perselisihan antara Masayuki (ayah Yukimura) dengan Hojo Ujimasa di Istana numata dan akhirnya Tokugawa merencanakan menyerang Istana Sanada di Ueda. Yukimura dijadikan sandera kepada Uesugi Kagekatsu karena Masayuki mengharapkan bantuan pasukan dari Uesugi. Setelah kekalahan Tokugawa Ieyashu dalam menyerang Ueda, Masayuki segera bergabung dengan Toyotomi Hideyoshi yang akhirnya Yukimura bisa bebas sebagai sandera dan mengabdi pada Hideyoshi. Yukimura menjadi bawahan Hideyoshi dan menikah dengan saudara wanita pelayan senior Toyotomi, Otani Yoshitsugu. Di tahun 1594 atas perintah Hideyoshi, Yukimura dan ayahnya beserta kakak tertuanya mencari pekerja untuk membangun Istana Fushimi. Walaupun Yukimura merupakan saudara termuda tetapi namanya disejajarkan sama dengan kakaknya Nobuyuki.

Perjalanan Hidup

Yukimura Sanada ArmorDi tahun 1600 pada waktu pertempuran Sekigahara, Klan Sanada bergabung dengan Tokugawa dan berperang melawan Uesugi. Di saat pertempuran terjadi, Mitsunari mengirimkan surat kepada klan Sanada dan mengatakan bahwa posisi Sanada sangat riskan, hal ini membingungkan klan Sanada antara memilih grup barat maupun timur, maka ayahnya Masayuki memerintahkan pasukan untuk mundur bersama Yukimura Sanada dan meninggalkan anak tertuanya Nobuyuki di tangan Tokugawa agar keluarga mereka selamat baik pihak timur ataupun barat yg menang. Tokugawa mengetahui hal ini dan mengatakan pada Nobuyuki bila dia bisa menang maka dia akan di berikan hadiah tanah untuk ayahnya. Hal ini membangkitkan semangat Nobuyuki untuk memenangkan pertempuran. Setelah posisi Masayuki dan Yukimura jelas, anak dari Tokugawa, Ieyashu Hidetada menyerang Istana Ueda sebelum bergabung dengan pasukan ayahnya, tapi hal ini gagal. Di lain pihak pasukan dari Tokugawa berhasil memenangkan pertempuran Sekigahara. Hal ini membuat takut Masayuki dan Yukimura, tetapi karena ada Nobuyuki sehingga mereka berdua dimaafkan dan diasingkan ke Kudoyama di gunung Koya provinsi Kii, saat itu umur Yukimura 32 tahun menurut kalender barat. Ayahnya meninggal pada tahun 1611 dan pada tahun 1614 Toyotomi Hideyori mengumpulkan para ronin untuk berperang melawan Ieyashu. Yukimura segera melarikan diri dari Kudoyama dan bergabung dengan pasukan Hideyori, disinilah nama Yukimura Sanada menjadi salah satu orang yg berpengaruh dalam sejarah jepang dan menjadi figur dalam akhir jaman Sengoku.
Yukimura Statue

Continue Reading..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
;